Minggu, 22 Maret 2015

Run For Leprosy




Hari minggu lalu, tepatnya tanggal 15 maret 2015 saya mengikuti acara Run For Leprosy. acara ini diadakan oleh TFI Binus dan didedikasikan untuk para penderita penyakit kusta. 


Saya tiba dilokasi pada pukul 4 pagi, sedangkan acara dimulai sekitar jam 6, terlalu pagi memang, oleh karena itu saya merasa sangat mengantuk waktu itu, saya sempat merasa menyesal dan ingin kembali ke rumah dan menikmati kasur dan bantal saya lagi. tapi tidak lama kemudian teman-teman saya pun banyak yang mulai berdatangan, kami mengobrol, bercanda dan berfoto bersama sambil menunggu acara dimulai, sehingga saya mulai melupakan rasa kantuk saya.

Pukul 6 pagi acara pun dimulai, diawali dengan pemanasan dan peregangan badan, ketika itu semangat saya mulai muncul, dan rasa kantuk pun sudah hilang. lalu ketika lari dimulai, euphoria nya sangat terasa, ada ribuan peserta berlari bersama, dan kita tidak hanya berlari biasa, karena kita semua berlari untuk memberi semangat kepada para penderita kusta :)

Kusta adalah penyakit infeksi menahun yang disebabkan kuman kusta yang menyerang kulit dan saraf tepi, yang disebut dengan mycobacterium leprae. Dalam tubuh manusia, kuman dapat ditemukan di kulit, kelenjar keringat, folikel rambut, dan air susu ibu. Meskipun kuman secara umum juga terdapat di dalam urin, tapi jarang ditemukan. Setelah kuman masuk ke dalam tubuh, maka perkembangbiakannya tergantung pada kerentanan seseorang. Jika tidak rentan, maka dia tidak akan sakit.



Ciri-Ciri Penderita Kusta

Kulit mempunyai bercak putih atau kemerahan dengan mati rasa

Penebalan pada saraf tepi disertai kelainan fungsi (perasaan tebal pada kulit)

Lemahnya otot tangan, kaki, dan mata

Jika saraf sudah terkena, penderita mengeluh kesemutan atau baal pada bagian tertentu ataupun kesukaran menggerakkan anggota badan yang berlanjut dengan kekakuan sendi.

Rambut alis pun dapat rontok

Jika diperiksa kulitnya terdapat BTA (+) maka orang itu dipastikan menderita kusta




Pengobatan Kusta

Dilakukan dengan pengobatan kombinasi atau Multi Drug Treatment (MDT) untuk mencegah timbulnya kekebalan kuman terhadap obat. Obat antikusta yang paling banyak dipakai saat ini adalah DDS (diamino difenil sulfon), klofasimin, dan rifampisin.

Efek samping yang mungkin terjadi dalam penggunaan obat yaitu urin, tinja, dan keringat menjadi warna merah akibat penggunaan rifampisin atau kulit menjadi hitam akibat penggunaan klofazimin. Teruskan saja karena efek samping ini tidak menetap dan akan kembali normal setelah pengobatan. Efek samping lain adalah gatal, merah pada kulit, berat kulit kepala dan seluruh tubuh bisa terkelupas, umumnya akibat penggunaan DDS.


Kusta diyakini ditularkan melalui tetesan dari hidung dan mulut. Tidak seperti penyakit lain yang mudah menyebar, kusta akan menular jika terjadi kontak yang berulang dalam jangka waktu yang lama dengan pasien yang terinfeksi. Kusta akan menyebar jika orang yang terinfeksi tidak segera minum obat. Namun jika ia langsung mendapat pengobatan, jumlah bakteri kusta akan langsung berkurang secara signifikan. Oleh karena itu kita tidak seharusnya menjauhi para penderita kusta, penderita kusta harus terus didukung dan diberi semangat agar cepat sembuh.


Penderita kusta yang terlambat didiagnosis beresiko menderita kerusakan saraf dan kecacatan. Kerusakan saraf tepi ini dapat mengenai kaki, tangan, dan mata. Penderita mengalami nyeri disertai hilangnya indra peraba dan kelemahan otot. Lebih berat lagi penderita kesulitan menggunakan jari-jari tangan untuk bekerja, bahkan dapat terjadi pemendekan jari-jari.

Untuk itu diperlukan perhatian lebih jika melihat seseorang dengan luka borok atau kulit warna putih di tubuhnya. Cegah kusta sedini mungkin sehingga tubuh sehat sempurna tanpa kekurangan suatu apapun. :)

Eva Rizky Amalina
1801417563

sumber:
http://www.tempo.co/read/news/2014/01/28/060548992/10-Fakta-tentang-Kusta
http://www.jawaban.com/read/article/id/2014/01/10/67/140109112155/Penyebab,-Ciri,-dan-Penanganan-Kusta
http://www.jawaban.com/read/article/id/2014/01/08/65/140108174949/Cara-Tepat-Mendeteksi-dan-Mencegah-Penyakit-Kusta